Oktober 21, 2011

Memulai Blogging : (Seperti) Menggugat

Bukan hal itu itu saja yang membuat jari enggan mengetik,
bukan diam saja yang bisa mendorong nurani terketuk,
kamu dia dan dia dan dia hanya sebuah benda saja,
tak bermakna ketika selalu menghilang dan entah dimana,


bagaimana memulai langkah baru,
terlalu banyak tangis dan tawa haru,
apakah tuhan masih disini,
menemani insan yang hampir lupa diri,


kemana saja kaki ini pergi,
menapaki langit tak bertepi,
meratapi awan tak jua cerah,
meratapi esok dengan gelisah,


rayuan maut dunia butakan mata tutup nurani,
ancaman neraka bahkan kian menganga,
kemana harusnya kaki ini pergi,
diam saja sendiri dalam ruang hampa.

haus kasih,

haus sayang,

haus belaian,

haus sentuhan,,,


serasa tak pernah tersentuh, mengapa hidup terasa sepi, membosankan,
mengapa harus ada keinginan dalam raga jika benda itu bukan hal murah,
galau saja rasanya ketika lihat kamu, kamu, kamu, dan kamu

tuhan maha pemurah, lagi - lagi aku mohon, pamitkanlah aku dari ketidakberdayaan
aku ingin bolos dari kelas kemiskinan, didalamnya hanya buram, bahkan abu-abu sulit teraba
pulangkan aku dari kelas kemalasan, sungguh, semakin tersiksa aku didalamnya,
tuhan antar aku pulang dari kota kebodohan, sungguh, aku ingin jadi orang pandai,
tuhanku, berikan aku jawaban dengan segera, kembalikan aku pada negara kejayaan,
pulangkan aku kedalam rumah yang penuh cahaya-Mu,
hadirkan kasih-Mu padaku, Tuhan!.

Undanglah seluruh Bintang-Mu masuk kedalam rumahku, Serukanlah kepada para Malaikat-Mu agar mau menyandarkan do'anya untukku. Terlalu kecil do'a yang terucap sehingga tak bertenaga untuk mendorongmu mengabulkannya.

Bukan Ingin menggugat-Mu, hanya saja serasa terlalu dho'if badan ini, seperti tak ada lagi kekuatan meski hanya untuk mengangkat kedua telapak tangan, meminta padaMu.