April 17, 2009

Tips kelola uang jajan

Bagi mahasiswa perantau seperti saya, manajemen keuangan sangat penting, terlebih lagi jika tidak punya penghasilan tambahan selain kiriman dari orang tua. Dan sebagai seseorang yang menempati lingkungan baru, terkadang keinginan untuk mencoba hal baru sangat menggoda, bahkan terkadang rela puasa demi mencapai keinginan.
Namun, sudah hampir 3 tahun ini, saya mencoba belajar bagaimana caranya saya tetap bisa makan enak, jalan-jalan ke tempat wisata, berlama-lama diwarnet, dan tentu saja kebutuhan kuliah tetap ter-cover dengan baik.

Bukan manusia namanya kalo ia tidak pernah belajar.

Tipsnya adalah manajemen keuangan yang baik.

Caution :

Biaya hidup di Jogja. Perhitungan dibawah ini berlaku bagi yang tidak merokok, trasportasi pake gonta-ganti supir alias ngeBis dan paling mewahnya pake bebek. Biaya Kos dan SPP Kuliah tidak dihitung. 


Langkah-langkahnya :

  1. (Gaji)Saat baru gaji-an, sisihkan minimal 10% untuk dibuang, artinya, yang ini tidak boleh digunakan untuk keperluan apapun sampai datang kiriman berikutnya, ada baiknya dimasukkan ke rekening tabungan sendiri, jika tidak, buat saja celengan yang akan sulit untuk dibongkar. Lupakan saja yang 10% ini.
  2. (perlengkapan)Sisihkan lagi 10% untuk keperluan sehari-hari, misalnya: perlengkapan mandi, mulai dari  sabun, pasta gigi, shampoo, body lotion, keperluan mencuci, detergen, pewangi pakaian.
  3. (makan)Kemudian, gunakan 60% untuk makan. Sangat tidak dianjurkan untuk makan banyak cemilan, karena cemilan ini selain boros, tidak membuat kenyang, tapi juga belum tentu sehat. Kalau lapar, mending makan makanan pokok aja. Soalnya kenyangnya lebih awet. Asumsi 60% untuk 30hari. Perhari makan seharga 5% uang jajan. Misal kiriman adalah Rp. 1.000.000,- maka untuk makan adalah 600.000/bulan. Maka kebutuhan untuk makan perhari adalah Rp. 30.000,- . Jumlah ini adalah sangat cukup membuat perut kenyang dalam satu hari. Bila keperluan makan sudah tercukupi dengan Rp. 20.000,- maka sisa Rp. 10.000,- bisa ditabung, atau digunakan untuk keperluan lain, misalnya untuk transportasi. Ongkos angkot, ataupun bensin motor. Yang pasti, satu hari jatah jajannya hanya Rp. 30.000,-. 
  4. (kuliah)Sisa 20% digunakan untuk kebutuhan kuliah, misalnya fotokopi bahan kuliah, Internet, Iuran anggota organisasi, seminar, kuliah umum, dsb.

Dengan metode manajemen diatas, biasanya masih ada sisa. sisanya bisa dari uang jajan dan uang kuliah yang bisa digunakan untuk membeli pulsa. Atau terkadang beberapa mahasiswa dapat kiriman pulsa rutin perbulan dari orang tua bahkan pacar?. Lha, bagi yang mandiri? bisa menggunakan uang sisa itu untuk keperluan pulsa.

Catatan:

  1. Sebisa mungkin hindari berbuat seperti penjilat, misalnya pake perlengkapan mandi punya temen, mau SMS cari pulsa temen, apalagi buat telepon. Parah!. Cari makan gratis? Boleh saja, tapi kalo keseringan, Oh, No!. Hal tersebut sangat tidak dianjurkan, karena teman yang sedang kuliah-pun sama-sama berjuang untuk menghemat agar kebutuhan sehari-harinya tercukupi. Meskipun kita tahu teman kita itu baik, dan akan memberikan apa yang kita minta tapi alangkah lebih baik kalau kita bisa menghargainya.
  2. Dengan mengatur alur keuangan, kita akan terbiasa mengatur kebutuhan. Yang akan berdampak pada kebiasaan. Kebiasaan yang baik akan berdampak baik pula pada pribadi kita esok.
  3. Jalan - jalan akhir pekan bisa saja, inipun gak pake belanja, hunting harga bolehlah, tapi usahakan untuk membawa uang seminimal mungkin. Pastikan hanya membawa uang jatah hari itu saja plus sisa uang jajan hari kemaren -kalo masih ada-. Kalau punya ATM, tinggalkan saja dikos. Ini akan menghindari belanja berlebihan barang yang tidak diperlukan dan sangat tidak ada hubungannya dengan kuliah. misalnya asesoris HP, ukiran nama, fashion terbaru. Percayalah, benda tersebut hanya akan membuat kamar penuh sesak dengan barang yang tidak berguna.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar: